URUN REMBUK KEBANGSAAN:
MERUBAH NAMA NEGARA INDONESIA DAN
LAMBANG GARUDA
Oleh:
Arya Bantana Tanubaya
Nama Indonesia sudah terbukti nama yang kurang berkah.
Ketertinggalan Indonesia di antara semua bangsa di dunia membuktikan bahwa ada
yang salah dari mental bangsa ini. Atau memang hanya mental para pemimpinnya
saja yang bermasalah, sehingga kemudian turun menjadi kesan masalah bangsa.
Kekayaan yang Tuhan limpahkan kepada tanah air ini tidak sebanding dengan
kemakmuran yang dirasakan rakyatnya. Pengelolaan sumberdaya alam ternyata hanya
membuat kenyang segelintir orang, sementara yang lain masih kelaparan.
Kita harus bangkit sebagai bangsa!
Banyak hal yang harus kita rubah untuk menjadi bangsa dan
Negara yang kuat. Menurut tradisi masyarakat, bila mempunyai anak yang sering
sakit-sakitan orang tua biasanya merubah nama anaknya. Mungkin itu juga yang
harus kita lakukan kepada nama Negara kita, INDONESIA.
Nama Indonesia adalah nama yang berasal bukan dari kebiasan
nenek moyang kita menyebut diri mereka sebagai bangsa. Nama Indonesia pertama
kali diperkenalkan orang-orang barat dalam buku-buku geografi sekitar awal 19
untuk menyebut jajaran pulau-pulau di Negara Indonesia hari ini. Sedangkan
nenek moyang kita menyebut Negara kita ini sebagai Nusantara atau Dwipantara
yang berarti jajaran pulau-pulau yang luas yang dipisahkan oleh lautan.
Orang-orang arab menyebut orang-orang dari Nusantara sebagai
orang Jawi, walaupun mereka berasal dari Sumatra atau Kalimantan. Namun
penamaan Jawi, walaupun memang sudah berlaku untuk bangsa kita sejak
dulu, akan dirasa kurang adil untuk orang-orang yang berasal selain dari pulau
Jawa.
Maka, menurut Penulis, kita harus kembali kepada jati diri
kita sebagai bangsa dengan menamakan Negara kita ini dengan nama yang kita buat
sendiri, bukan dengan nama yang dibuat oleh musuh kita. Kita tinggalkan nama
INDONESIA yang dulu diberikan orang-orang Eropa, yang mungkin waktu memberikan
nama itu sama sekali tidak membaca do’a.
Mari kita undang para ulama untuk membuat riungan besar,
berdzikr bersama, berdoa bersama, bila perlu juga marhabanan, untuk
menggunting rambut Negara kita dan memberikannya nama baru NEGARA KESATUAN
NUSANTARA JAYA (NKNJ).
Lalu Lambang burung Garuda juga bermasalah. Selain dari
bentuknya yang kelihatan tidak hidup atau kelihatan jeger (kaku), dari
cara memilih binatang yang kita jadikan sebagai lambang juga kurang tepat.
Kenapa harus burung garuda yang hanya seekor burung mitos
sejak dahulu kala? Sehingga anak-anak kita tidak bisa mencerna falsafah dari
lambang itu karena tidak ada dalam kenyataan. Semestinya lambang itu bisa
menjadi motifasi dan penyemangat bagi
anak bangsa untuk maju, tapi kenyataan mengatakan TIDAK.
Maka lambang burung garuda juga menurut penulis harus di
ganti. Lalu pertanyaannya diganti dengan apa? Jawabannya, dengan sesuatu yang
lebih nyata bagi semua bangsa kita. Yang bisa menjadi motifasi dan penyemangat.
Yang kelihatan hidup. Bukan yang kelihatan seperti binatang yang di air keras.
Kaku. Tidak berwibawa.
Mungkin SURYA MAJAPAHIT bisa menjadi alternative.
APAKAH BENDERA JUGA HARUS DI RUBAH?
Bila perlu, YA.
DENGAN WARNA APA DAN POLANYA BAGAIMANA?
Dengan warna mayoritas dari kerajaan-kerajaan di NUSANTARA.
Kumpulkan dulu para sejarawan, lalu mereka meneliti warna-warna dominan dari
berbagai macam kerajaan lalu disatukan dan dibuat pola yang bagus. Apakah kita
tidak perhatikan banyak anak-anak muda yang memakai kaos dengan gambar bendera
Inggris atau Amerika, kenapa? Karena warna dan polanya menarik.
INI BUKAN MAKAR. INI ADALAH SEMATA CINTA UNTUK NEGARA
TERCINTA.
0 komentar:
Posting Komentar
Jika anda menyukai artikel ini
Berikan komentar di sini