Kamis, 14 Juni 2012

MERUBAH NAMA NEGARA INDONESIA


URUN REMBUK KEBANGSAAN:
MERUBAH NAMA NEGARA INDONESIA DAN LAMBANG GARUDA

Oleh:
Arya Bantana Tanubaya

Nama Indonesia sudah terbukti nama yang kurang berkah. Ketertinggalan Indonesia di antara semua bangsa di dunia membuktikan bahwa ada yang salah dari mental bangsa ini. Atau memang hanya mental para pemimpinnya saja yang bermasalah, sehingga kemudian turun menjadi kesan masalah bangsa. Kekayaan yang Tuhan limpahkan kepada tanah air ini tidak sebanding dengan kemakmuran yang dirasakan rakyatnya. Pengelolaan sumberdaya alam ternyata hanya membuat kenyang segelintir orang, sementara yang lain masih kelaparan.
Kita harus bangkit sebagai bangsa!
Banyak hal yang harus kita rubah untuk menjadi bangsa dan Negara yang kuat. Menurut tradisi masyarakat, bila mempunyai anak yang sering sakit-sakitan orang tua biasanya merubah nama anaknya. Mungkin itu juga yang harus kita lakukan kepada nama Negara kita, INDONESIA.
Nama Indonesia adalah nama yang berasal bukan dari kebiasan nenek moyang kita menyebut diri mereka sebagai bangsa. Nama Indonesia pertama kali diperkenalkan orang-orang barat dalam buku-buku geografi sekitar awal 19 untuk menyebut jajaran pulau-pulau di Negara Indonesia hari ini. Sedangkan nenek moyang kita menyebut Negara kita ini sebagai Nusantara atau Dwipantara yang berarti jajaran pulau-pulau yang luas yang dipisahkan oleh lautan.
Orang-orang arab menyebut orang-orang dari Nusantara sebagai orang Jawi, walaupun mereka berasal dari Sumatra atau Kalimantan. Namun penamaan Jawi, walaupun memang sudah berlaku untuk bangsa kita sejak dulu, akan dirasa kurang adil untuk orang-orang yang berasal selain dari pulau Jawa.
Maka, menurut Penulis, kita harus kembali kepada jati diri kita sebagai bangsa dengan menamakan Negara kita ini dengan nama yang kita buat sendiri, bukan dengan nama yang dibuat oleh musuh kita. Kita tinggalkan nama INDONESIA yang dulu diberikan orang-orang Eropa, yang mungkin waktu memberikan nama itu sama sekali tidak membaca do’a.
Mari kita undang para ulama untuk membuat riungan besar, berdzikr bersama, berdoa bersama, bila perlu juga marhabanan, untuk menggunting rambut Negara kita dan memberikannya nama baru NEGARA KESATUAN NUSANTARA JAYA (NKNJ).
Lalu Lambang burung Garuda juga bermasalah. Selain dari bentuknya yang kelihatan tidak hidup atau kelihatan jeger (kaku), dari cara memilih binatang yang kita jadikan sebagai lambang juga kurang tepat.
Kenapa harus burung garuda yang hanya seekor burung mitos sejak dahulu kala? Sehingga anak-anak kita tidak bisa mencerna falsafah dari lambang itu karena tidak ada dalam kenyataan. Semestinya lambang itu bisa menjadi motifasi dan penyemangat  bagi anak bangsa untuk maju, tapi kenyataan mengatakan TIDAK.
Maka lambang burung garuda juga menurut penulis harus di ganti. Lalu pertanyaannya diganti dengan apa? Jawabannya, dengan sesuatu yang lebih nyata bagi semua bangsa kita. Yang bisa menjadi motifasi dan penyemangat. Yang kelihatan hidup. Bukan yang kelihatan seperti binatang yang di air keras. Kaku. Tidak  berwibawa.
Mungkin SURYA MAJAPAHIT bisa menjadi alternative.
APAKAH BENDERA JUGA HARUS DI RUBAH?
Bila perlu, YA.
DENGAN WARNA APA DAN POLANYA BAGAIMANA?
Dengan warna mayoritas dari kerajaan-kerajaan di NUSANTARA. Kumpulkan dulu para sejarawan, lalu mereka meneliti warna-warna dominan dari berbagai macam kerajaan lalu disatukan dan dibuat pola yang bagus. Apakah kita tidak perhatikan banyak anak-anak muda yang memakai kaos dengan gambar bendera Inggris atau Amerika, kenapa? Karena warna dan polanya menarik.
INI BUKAN MAKAR. INI ADALAH SEMATA CINTA UNTUK NEGARA TERCINTA.

0 komentar:

Posting Komentar

Jika anda menyukai artikel ini
Berikan komentar di sini