Kamis, 14 Juni 2012

MENANTI PRESIDEN DARI BANTEN


Oleh
Arya Bantana Tanubaya

Keadaan Negara Indonesia yang semakin berada dalam titik nadzir kehancuran seperti sekarang ini melahirkan berbagai macam kepercayaan masayarakat akan hal-hal mistik tentang berbagai masalah, di antaranya soal kepemimpinan Negara. Contohnya kepercayaan mistis orang Banten bahwa Indonesia ini tidak akan Berjaya sebelum dipimpin oleh orang Banten.
Hal yang tersebut di atas, mungkin dipengaruhi pantulan kaca dari masa silam tentang kejayaan kesultanan Banten. Yang jelas, memang belum pernah ada presiden RI yang berasal dari Banten sampai sekarang. Dan yang jelas pula adalah bahwa Indonesia semakin hari semakin terpuruk jauh ditinggalkan bangsa-bangsa lain di dunia. Maka wajar, ketika orang Banten, secara mistis beranggapan bahwa keadaan Indonesia akan terus seperti ini sampai datangnya ‘ratu adil’ dari Banten.
Mungkin, orang-orang Banten, membandingkan presiden-presiden RI dari Sukarno sampai SBY dengan para Sultan-sultan Banten pada zaman keemasan kesultanan Banten. Karakter kepemimpinan antara mereka memang bagai langit dan bumi.
Ketegasan, keberanian, dan kearifan para sultan Banten telah membawa Banten menjadi Negara yang disegani bukan hanya di nusantara tetapi juga di dunia. Negara Banten pada zaman keemasannya (dari Sultan Maulana Hasanuddin sampai Sultan Agung Tirtayasa) tercatat sebagai Negara yang makmur dan tidak pernah terjadi krisis pangan. Perdagangan  internasional berjalan begitu ramai. Kapal-kapal dagang dari berbagai Negara eropa berlabuh di Banten untuk menjual atau membeli barang. Berbarengan dengan itu kemandirian ekonomi tetap dijaga. Orang-orang asing tidak diperbolehkan membeli tanah. Seluruh kebijakan perdagangan diatur oleh kesultanan, orang asing hanya menjalankan atau harus terpaksa patuh terhadap peraturan Kesultanan.
Berbeda dengan SBY yang ia akan mengetuk keputusan setelah meminta ‘restu’ dari Negara Paman sam. Subsidi rakyat di cabut karena New York memerintahkan itu. Indonesia sebagai Negara yang tanahnya mempunyai kandungan minyak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, harus menjual minyak kepada rakyat dengan  harga yang sama  dengan harga pasar dunia yang mahal.
Bayangkan! Katanya kita sebagai Negara merdeka, tetapi sebenarnya kita bukanlah Negara merdeka. Kita adalah bangsa hina yang diatur oleh bangsa yang ‘mulya’. Bangsa mundur yang dikebiri oleh bangsa yang maju. Bangsa yang penakut yang di jajah oleh bangsa pemberani. Bukan rakyatnya yang penakut, tapi pemimpinnya yang pengecut.
Bayangkan! Di dunia ini ada Negara yang punya minyak, ada juga yang tidak. Ada yang sangat tinggi membutuhkan minyak untuk industry dan tehnologi,  seperti Amerika ada yang biasa-biasa saja. Dengan kekuatannya Amerika yang kehidupan negaranya dalam bidang industry dan tehnologi sangat tergantung kepada minyak, dengan kedigdayaannya ia mengatur harga minyak, agar seluruh minyak dunia di kumpulkan dalam satu ‘lumbung’ baru kemudian harganya di samakan, agar warga Amerika sebagai Negara yang miskin  minyak dapat membeli minyak dengan harga yang sama dengan warga Indonesia yang kaya minyak. Untuk apa? Agar Amerika tetap untung dalam perekonomian global. 
Sementara penjualan tehnologi seperti computer dsb, termasuk senjata, yang dihasilkan oleh minyak yang ia beli dengan murah, dijual kepada Negara-negara bodoh seperti Indonesia dengan harga yang di atur oleh amerika, tanpa melibatkan siapapun. Lalu teruslah terjadi amerika menjadi Negara yang semakin kaya dan Indonesia dan Negara-negara cemen lainnya menjadi Negara yang tetap miskin dan hina.
Berbeda dengan Presiden RI sekarang yang Nampak sebagai orang yang tidak tegas, penakut dan hanya mementingkan keamanan kekuasaannya tanpa memikirkan kemakmuran, jati diri bangsa dan yang paling utama adalah harga diri sebagai sebuah bangsa. Sementara para sultan Banten terkenal sebagai para pemimpin yang pemberani, jangankan hanya jabatan, nyawapun rela mereka korbankan demi kejayaan Negara dan agama. Sultan Maulana Muhammad rela mati meregang nyawa di atas kapal Indra Jaladri ketika memimpin peperangan di Sumatra Selatan. Sultan Maulana Yusuf langsung memimpin peperangan menghancurkan kerajaan Pajajaran yang di pimpin oleh kemenakannya sendiri karena saudaranya ini memimpin dengan penuh kedzoliman.
Sultan Agung Tirtayasa dengan sisa-sisa pasukan yang hanya berjumlah 400 orang  yang terdesak di Tirtayasa tetap tak mau mundur dari medan perang menghadapi ribuan tentara belanda. Baginya mati dengan terhormat lebih utama, daripada hidup terhina.
Sultan Agiluddin memenggal kepala utusan belanda yang bernama Peter dePuy karena memerintahkan Sultan untuk memindahkan kraton Surasowan ke Anyer untuk kepentingan Belanda. Padahal pada waktu itu kesultanan Banten sudah berada dalam kehancuran dan tidak mempunyai banyak tentara. Secara nalar, bila sultan seorang pengecut dan penakut, maka ia tahu resiko yang akan dihadapinya atas tindakan yang demikian. Tetapi ksatria tetaplah ksatria. Kehormatan di atas segalanya.
Harga diri bangsa yang tercemar semakin nista seperti bangkai, ketika kita sebagai bangsa sudah tak mampu lagi bangga kepada budaya kita yang luhur. Kita hanya bisa membanggakan budaya orang luar, sementara kita menyia-nyiakan identitas bangsa sendiri. Anehnya, para pemimpin kita tidak ada yang mempunyai sensitifitas budaya. Budaya sendiri dianggap kampungan. Untuk menghancurkan Indonesia, Amerika  tidak perlu menggunakan senjata canggih seperti kepada bangsa-bangsa yang kuat semacam  Afghanistan, Korut dan Iran, cukup dengan menghancurkannya dengan budaya, maka Indonesia akan hancur berserakan.
Negara Korsel bisa bangga hanya dengan SUJU, karena SUJU telah mampu menjadi icon Korsel untuk menjadikan Korsel menjadi Negara yang di kenal dunia dan budaya mereka diikuti oleh Negara-negara bodoh semacam Indonesia.
Dengan mempertahankan pakaian sari dan tarian serta nyanyian india yang membosankan, Negara India bisa terkenal di dunia dan, sekali lagi, bisa membuat bangsa Indonesia yang bodoh mabuk kepayang dengan mendengarkannya.
Dengan bangga Negara cina, Jepang, Korut dan Korsel serta Thailand mempertahankan tulisan dan bahasa mereka yang terdengar sama di telinga, dan itu bisa membuat mereka terhormat sebagai bangsa.
Orang inggris, walau sekarang mereka tidak lagi menjajah bangsa-bangsa di dunia dengan kekuatan senjata, tapi mereka punya kebanggaan sebagai bangsa karena seluruh warga dunia sudah mengikuti keinginan mereka menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa dunia. Secara ekonomi, inggris sudah diuntungkan dari segi bahasa. Karena untuk menjalankan bisnis dunia orang paling bodoh di inggris sudah bisa berbisnis dengan orang Indonesia yang paling pintar, karena orang inggris sejak lahir sudah bisa berbahasa inggris, sementara orang Indonesia utk bisa berbisnis dengan orang inggris harus menghabiskan banyak waktu dan uang terlebih dahulu untuk bisa berbicara dengan bahasa inggris.  
Bukti sebuah Negara itu kuat atau tidak, lihat para pemimpinnya ketika sedang berkomunikasi dengan pemimpin Negara lain, apakah dia berbahasa dengan bahasa sendiri sehingga pemimpin Negara lain harus sibuk mencari penerjemah, ataukah ia menggunakan bahasa inggris. Yang artinya belum apa-apa ia sudah kalah karena mengikuti bahasa musuh diplomatiknya.
Kalau begitu memang benar sebagian anggapan masyarakat Banten yang menyatakan bahwa sudah saatnya Banten berdiri menjadi penyelamat Negara yang kita cintai ini. Negara yang telah kita sepakati sebagai sebuah Negara yang disatukan oleh keinginan bersam untuk merdeka.
Secara nasab kepemimpinan, putra-putra Banten adalah keturunan para pemimpin dunia. Terutama bagi para keturunan sultan Banten. Dimana Sultan maulana hasanuddin adalah putra Sunan gunung jati, penghulu para wali-wali di Indonesia dan juga raja Cirebon. Ibu Sunan Gunung Jati, nyai Lara santang adalah putri Prabu siliwangi raja Pajajaran. Dan Ayah Sunan Gunung Jati adalah Syarif Abdullah seorang raja campa (menurut satu pendapat syarif Abdullah mempunyai aanak tiga, Syarif  hidayatullah, Raden Fatah dan Raja campa, penggantinya, sedang menurut pendapat lain, Syarif Abdullah adalah  raja dari Mesir dan Raden fatah adalah anak raja majapahit).
Sedangkan Syarif Abdullah adalah keturunan dari adzomat Khan, raja india. Dan Adzomakan adalah keturunan dari Rasulullah saw. Yang menguasai sepertiga dunia. Dan rasulullah adalah keturunan Nabi ibrohim, yang keturunannya menjadi penguasa dunia saat ini.
Tentunya seseorang yang mempunyai nasab kepemimpinan yang teruji, diharapkan akan lebih matang dalam membawa mustika kepemimpinan yang telah turun temurun itu.
Wallahu a’lam bishowab.

0 komentar:

Posting Komentar

Jika anda menyukai artikel ini
Berikan komentar di sini